Inspiration/Inspirasi | Ideas/Ide | Motivation Articles/Artikel Motivasi | Inspiring Story/Cerita Inspiratif.
Search
Mengelola Arus Kas (Cashflow) Ala Investor
keuangan-pribadi.com
Untuk mengerti mengenai arus kas (cashflow), bayangkan ada sebuah silinder yang bagian bawahnya penuh dengan lubang. Lalu seseorang berusaha menuangkan air ke dalam silinder tersebut. Berapa banyakah air yang tumpah keluar? Seberapa cepat airnya habis? Melalui lubang manakah air keluar paling banyak?
Dalam analagi diatas, "silinder" adalah Anda. Sementara "air" adalah uang. Seseorang menyerahkan sejumlah uang kepada Anda, katakanlah satu juta rupiah yang merupakan gaji Anda untuk bulan ini. Berapa besar jumlah yang akan Anda belanjakan? Seberapa cepat uang tersebut habis? Untuk keperluan apa sajakah Anda menggunakan uang tersebut?
Pada gambar ilustrasi diatas, semua uang yang masuk dengan lancarnya mengalir keluar. Ini bukanlah contoh arus kas yang baik. Sayangnya hal ini terjadi pada kebanyakan orang.
Seorang investor tidak akan membiarkan uang yang dia dapatkan habis begitu saja. Investor akan menggunakan sebagian dari pendapatannya untuk membeli asset. Sebagai imbalannya, setiap bulan asset akan memberikan pendapatan tambahan bagi investor.
Untuk awalnya, pendapatan yang diterima dari asset nilainya kecil, mungkin tidak ada artinya jika dibandingkan dengan angka pendapatan utamanya. Namun seorang investor percaya, bahwa dengan secara terus menerus menyisihkan uangnya untuk membeli asset, maka nilai asset miliknya akan semakin membesar. Dan sebagai imbalannya, asset akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar lagi bagi investor.
Pada suatu saat, nilai pendapatan yang diterima dari asset jumlahnya akan sama atau melebihi nilai pendapatan utama. Dan pada saat hal ini terjadi, investor sudah tidak tergantung pada pekerjaan utamanya lagi. Investor boleh memilih, apakah dia ingin berhenti bekerja dan membiarkan asset-assetnya membiayai hidupnya? Atau dia tetap bekerja dan dapat berbelanja lebih banyak dari rekan-rekannya?